7 August 2010

For-Ty-Nine

Hello and...
Hell Yeah-- tadi malem gue lagi gak ada kerjaan dan akhirnya mutusin untuk nonton tivi setelah tiga hari LDKS gue gak ketemu sama yang namanya TIVI. Well then, acara tadi malem (menurut gue) gak ada yang bagus untuk ditonton. Akhirnya ge masuk ke kamar dan duduk diem. Eh, pas gue nengok ke tempat tidur, ada Buku Tahunan 49 geletakan di sana. Akhirnya gue ambil buku itu dan gue buka halaman depan-depan.

Dan mulailah ingatan gue tentang FOR-TY-NINE...

Liat gambar diatas kan? Nah, gambar ini ada di halaman belakang Buku Tahunan 2009-2010. Bikin gue pengen nangis deh.

Well, gue jadi inget lagunya Vit. C yang judulnya Graduation:

as we go on
we remember
all the time we
had together

and as our life changes
come whatever
we will still be
FRIENDS FOREVER

Jujur banget, waktu gue pertama kali masuk 49, gue gak yakin bisa nyampur di sana. Tadinya gue kepengen banget masuk 109. Tapi sekarang gue bersyukur karena gak jodoh sama 109. Kenapa? rahasialah. Dan gue sangat-sangat-sangat bersyukur bisa jodoh sama 49.

Kelas 7, gue masuk di kelas 7-3 alias Tutilaii. Well, kelas itu dihuni oleh 40 anak-anak super dengan beragam kekuatan super. Ada yang pinternya pinter-ter-ter banget, ada yang kocak, lebai parah, latah-latahan, ada juga yang camen banget-nget-nget. Pokoknya kelas 7 sama sekali gak berasa berat, walaupun dikejar tugas yang semakin lama semakin menumpuk dengan kecepatan tinggi.

Tahun kedua di 49, kelas 8. Gue menjadi bagian dari EVOLUTION alias kelas 8-4. Bangga karena jadi kelas terunggul sekaligus sulit dan makan hati karena selalu jadi bahan perbandingan buat kelas lain. "8-4, apa sih yang gak bisa buat 8-4?! Mereka kompak, baju kelas paling keren, pinter, semua guru tau siapa 8-4." Kebanyakan dari mereka yang bilang gitu, gak tau gimana sebenernya 8-4 itu. Gimana susahnya kami jadi kelas terunggul, susahnya kami jadi yang paling kompak, susahnya kami karena selalu dibandingin sama kelas lain, dan gimana susahnya kami mensepakati suatu ide dari 40 ide yang berbeda. Well, mereka gak tau, dan kami menyembunyikan itu.

Tahun ketiga, tahun paling ditakutin sama semua murid. UN di depan mata, PM, Try Out, bener-bener sukses bikin kita semua jadi anak kalem. Gue lagi-lagi masuk kelas terunggul, 9-6. Dan, well, gue ngerasa jadi anak paling gak pinter di sana. Gue ngerasa bahwa gue salah masuk kelas. Dari awal gue ngeliat 9-6 gak kayak kelas lainnya. Mereka super, mereka gak takut UN, gak ngeluh setiap PM, dan gak pernah ciut cuma karena sebentuk Try Out. Tapi, lama-lama gue sadar kalo anak pinter juga manusia. UN tetap terlihat seperti monster, Try Out adalah gerbang menuju sarang monster yang mau-tidak-mau harus kita lewati dan PM, pembekalan disaat yang gak tepat. Seharian belajar nguras otak, ditambah PM disaat keadaan diri lapar, kepanasan, kelelahan. Tapi Estinese punya strategi sendiri. Dan, akhirnya 9-6 bisa lulus 100%. :')

Waktu mempertemukan kami dan waktu jugalah yang akhirnya memisahkan kami. Tiga tahun bersama, cukup membuat kami menjadi satu bagian. Bagian yang sangat solid dan tidak bisa terpisahkan, bernama PERSAHABATAN. Tapi jalan tidak selalu lurus dan searah, pasti ada persimpangan di dalamnya. Dan setelah jauh berjalan menuntut ilmu, sampailah kami di persimpangan masa depan. Persimpangan yang membagi kami menjadi beberapa bagian dan membuat kami berjalan menuju arah yang berlawanan. Arah menuju masa depan masing-masing. Arah yang menentukan seperti apakah kami di masa mendatang...


and, over all,
Thanks for being my second family for about 3 years,
and, Thanks for all the fun I never would have found without you all.

No comments:

Can't catch my words?

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

this widget by www.AllBlogTools.com

Additional:

For the best looking, you better use Google Chrome to visit this blog.
Cheers,

Author